Harga Minyak Dunia Naik Usai AS Cegat Tanker Venezuela

Selasa, 23 Desember 2025 | 10:30:58 WIB
Harga Minyak Dunia Naik Usai AS Cegat Tanker Venezuela

JAKARTA - Gejolak geopolitik kembali menjadi pemantik pergerakan harga minyak dunia. Pasar energi global merespons cepat langkah terbaru Amerika Serikat yang meningkatkan tekanan terhadap distribusi minyak Venezuela. 

Aksi tersebut memunculkan kekhawatiran baru terkait stabilitas pasokan, meski secara volume kontribusi Venezuela terhadap pasar global relatif kecil.

Pada perdagangan awal pekan, harga minyak dunia langsung menunjukkan penguatan signifikan. Sentimen risiko yang meningkat membuat pelaku pasar kembali memburu aset energi, terutama di tengah situasi geopolitik global yang belum mereda sepenuhnya. Kombinasi isu Amerika Latin dan konflik Eropa Timur menjadi faktor pendorong utama lonjakan harga.

Harga minyak mentah Brent tercatat naik USD 1,60 atau 2,65% dan ditutup pada level USD 62,07 per barel. Sementara itu, minyak mentah Amerika Serikat jenis West Texas Intermediate (WTI) menguat USD 1,49 atau 2,64% ke posisi USD 58,01 per barel.

Aksi AS Picu Kekhawatiran Pasokan Global

Penguatan harga minyak ini terjadi setelah pejabat Amerika Serikat mengonfirmasi telah mencegat sebuah kapal tanker minyak di perairan internasional dekat pantai Venezuela. Langkah tersebut memicu spekulasi bahwa pasokan minyak global berpotensi terganggu apabila tekanan terhadap distribusi minyak Venezuela terus meningkat.

Pasar memandang insiden ini sebagai sinyal bahwa Washington tidak hanya mengandalkan sanksi administratif, tetapi juga melakukan penegakan langsung di lapangan. Kondisi ini menciptakan ketidakpastian baru, terutama bagi negara-negara atau entitas yang masih melakukan perdagangan minyak dengan Venezuela.

Analis pasar minyak senior Sparta Commodities, June Goh, menilai pasar mulai menyesuaikan ekspektasinya terhadap kebijakan energi Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump.

“Pasar mulai menyadari bahwa pemerintahan Trump mengambil pendekatan tegas terhadap perdagangan minyak Venezuela,” ujar Goh.

Meski produksi minyak Venezuela hanya menyumbang sekitar 1% dari total pasokan global, isu geopolitik dinilai memiliki dampak psikologis yang kuat terhadap harga. Ketegangan dan potensi eskalasi sering kali menjadi katalis kenaikan harga, terlepas dari fundamental pasokan dan permintaan yang sebenarnya.

“Harga minyak mendapat dukungan dari kabar geopolitik ini, ditambah ketegangan Rusia-Ukraina yang masih membara, di tengah kondisi fundamental pasar yang sebenarnya masih bearish,” tambah Goh.

Perburuan Kapal Tanker Jadi Sorotan Pasar

Tekanan Amerika Serikat terhadap distribusi minyak Venezuela dilaporkan belum berhenti. Penjaga Pantai Amerika Serikat disebut tengah memburu sebuah kapal tanker minyak di perairan internasional dekat Venezuela. Jika operasi tersebut berhasil, maka akan menjadi yang kedua dalam akhir pekan dan ketiga dalam kurun waktu kurang dari dua pekan terakhir.

Situasi ini menegaskan peningkatan intensitas pengawasan dan intervensi langsung terhadap kapal-kapal tanker yang diduga melanggar sanksi. Pasar pun menilai langkah ini berpotensi mempersempit jalur distribusi minyak dari Venezuela ke pasar internasional.

Analis IG, Tony Sycamore, menilai rebound harga minyak kali ini tidak lepas dari pernyataan Presiden Trump yang menyinggung rencana blokade “total dan menyeluruh” terhadap kapal tanker minyak Venezuela yang masuk daftar sanksi.

Pernyataan tersebut memunculkan kekhawatiran lanjutan bahwa risiko gangguan pasokan bisa meningkat, terutama jika kebijakan ini diperluas atau diikuti oleh negara sekutu Amerika Serikat. Di sisi lain, ketidakpastian ini mendorong spekulan dan investor untuk kembali masuk ke pasar minyak.

Sentimen positif harga minyak juga diperkuat oleh laporan serangan drone Ukraina terhadap kapal armada bayangan Rusia di wilayah Mediterania. Insiden tersebut kembali mengingatkan pasar bahwa jalur energi global masih dibayangi risiko keamanan.

Sebelumnya, harga minyak Brent dan WTI sempat tertekan dan turun sekitar 1% sepanjang pekan lalu. Namun, eskalasi geopolitik terbaru dengan cepat membalikkan arah pergerakan harga.

Dinamika Rusia dan Ukraina Masih Membayangi

Dari kawasan Eropa, perkembangan konflik Rusia dan Ukraina juga turut memengaruhi sentimen pasar energi. Utusan khusus Amerika Serikat Steve Witkoff menyampaikan bahwa pembicaraan antara pejabat Amerika Serikat, Eropa, dan Ukraina di Florida dalam tiga hari terakhir difokuskan pada upaya penyelarasan posisi untuk mengakhiri perang.

Langkah diplomasi tersebut memberi secercah harapan akan deeskalasi konflik yang telah berlangsung lama. Namun, optimisme pasar masih terbatas karena belum ada sinyal konkret mengenai kesepakatan damai dalam waktu dekat.

Penasihat kebijakan luar negeri Presiden Rusia Vladimir Putin menilai bahwa perubahan proposal yang diajukan oleh Eropa dan Ukraina belum meningkatkan peluang tercapainya perdamaian. Pernyataan tersebut menegaskan bahwa konflik geopolitik utama di Eropa Timur masih berpotensi berlarut-larut.

Kondisi ini membuat pasar minyak tetap sensitif terhadap setiap perkembangan politik dan militer, baik di Eropa maupun Amerika Latin. Ketika risiko geopolitik meningkat, harga minyak cenderung mendapatkan dukungan meski permintaan global belum menunjukkan pemulihan yang kuat.

Dengan kombinasi tekanan terhadap Venezuela dan konflik Rusia-Ukraina yang belum menemukan titik terang, pergerakan harga minyak dunia diperkirakan akan tetap volatil. Pelaku pasar kini menanti langkah lanjutan dari Amerika Serikat serta perkembangan diplomasi internasional yang dapat menentukan arah harga energi global ke depan.

Terkini

Cara Mengatasi Jari Tangan Kaku dan Nyeri Saat Ditekuk

Selasa, 23 Desember 2025 | 12:53:12 WIB

Rutinitas Pagi yang Berpotensi Menyebabkan Serangan Jantung

Selasa, 23 Desember 2025 | 12:53:11 WIB

Alasan Penting Jangan Minum Kopi Langsung Setelah Bangun

Selasa, 23 Desember 2025 | 12:53:10 WIB

Mengapa Tubuh Tiba-Tiba Menginginkan Makanan Pedas Seketika?

Selasa, 23 Desember 2025 | 12:53:09 WIB

Harga Sembako Jatim Hari Ini Selasa 23 Desember 2025 Turun

Selasa, 23 Desember 2025 | 12:53:07 WIB